PENTINGNYA MENJAGA KESEHATAN MENTAL DI TENGAH PANDEMI DENGAN MENINGKATKAN KEGIATAN SPRITUALITAS

Kesehatan mental atau biasa disebut sebagai kesehatan jiwa adalah sebuah kesejahteraan psikologis atau tidak terjadinya sesuatu terhadap kejiwaan seseorang, kesehatan mental yaitu, keadaan batin yang merasa tenang dan tentram. Menurut Daradjat, dalam sebuah buku online tentang kesehatan mental karya Diana Vidya Fakhriyani. Beliau mengatakan bahwa kesehatan mental adalah sebuah keharmonisan dalam kehidupan seseorang yang terwujud diantara fungsi-fungsi jiwa, kemampuan dalam menghadapi permasalahan yang terjadi dalam kehidupannya, serta dapat merasakan kebahagian dan kemampuan diri nya yang positif, dan beliau juga menekankan bahwa kesehatan mental merupakan kondisi seorang individu yang terhindar dari gejala dan gangguan penyakit jiwa. Kesehatan mental adalah terhindarnya seseorang dari keluhan dan gangguan mental baik berupa neurosis maupun psikosis (penyesuaian diri terhadap lingkungan sosial). Kesehatan mental adalah terhindarnya seseorang dari gangguan dan penyakit jiwa.
Ciri-ciri kesehatan mental dikelompokkan kedalam enam kategori (Zakiah Daradjat, 1995), yaitu: memiliki sikap batin (attitude) yang positif terhadap dirinya sendiri, aktualisasi diri, mampu mengadakan integrasi dengan fungsi-fungsi psikis yang ada, mampu berotonom terhadap diri sendiri (mandiri), memiliki persepsi yang obyektif, terhadap realitas yang ada, mampu menyelaraskan kondisi lingkungan dengan diri sendiri.
Sedangkan kesehatan jiwa menurut WHO (World Healty Organization), adalah ketika seseorang individu merasa sehat dan bahagia, dan juga mampu menghadapi masalah hidupnya, serta dapat menerima orang lain dan mempunyai sikap yang positif kepada diri sendiri dan orang lain. Keadaan mental yang sehat bisa dikatakan, apabila kondisi seorang individu dapat berkembang secara fisik, mental, spritual dan sosial. Sehingga individu tersebut dapat menyadari kemampuannya sendiri, dapat mengatasi tekanan, dapat berkerja secara produktif dan mampu memberikan kontribusi untuk komunikasinya.
Semenjak covid-19 mewabah di negara kita, kegiatan-kegiatan yang biasa kita lakukan di kehidupan sehari-hari, seperti sekolah dan bekerja harus dilakukan dirumah saja atau biasa dikenal dengan WFH (Work From Home). Pada saat penyebaran virus covid-19 yang semakin meningkat, suatu pembatasan aktivitas pun semakin diperketat. Oleh karena itu, sudah seharus nya kita selalu menjaga kesehatan dengan mematuhi protokol kesehatan, dan juga menjaga imunitas tubuh agar tidak mudah tertular. Akan tetapi, pada dasarnya ada individu-individu yang kadang sulit untuk beradaptasi dengan perubahan-perubahan apalagi jika perubahan tersebut terjadi secara spontan, dimana kegiatan-kegiatan dimasa pandemi yang sebelumnya tidak pernah terpikir oleh seorang individu, sekarang menjadi kegiatan rutin yang harus mereka jalani. Bagaimana tidak itu akan menyebabkan otak dan tubuh serta sistem saraf seorang individu menjadi terkejut dan sulit dalam beradaptasi.
Tanpa kita sadari virus covid-19 tidak hanya menyerang kesehatan tubuh, akan tetapi juga bisa menyerang kesehatan lainnya, seperti kesehatan mental. Dimana berita, informasi, percakapan-percakapan yang diterima tentang kasus virus covid-19 yang semakin meningkat, bahkan bermunculan virus-virus varian baru, baik dari televisi maupun melalui media sosial. Membuat setiap individu merasa resah, takut dan sedih, dengan begitu akan menimbulkan kekhawatiran yang berlebihan sehingga membuat kesehatan mental terganggu.
Lalu bagaimana menjaga kesehatan mental dengan kegiatan spritual? Dengan kita meningkatkan kegiatan-kegiatan spritual dalam kehidupan kita, seperti melaksanakan shalat, dzikir dan lainnya, hal itu sangat penting untuk menjaga kesehatan mental, yang mana ketenangan jiwa bisa kita rasakan dengan berdzikir yaitu dengan selalu mengingat Allah SWT, dan bertakwa serta selalu berprasangka baik terhadap Allah SWT bahwa apapun yang terjadi dalam kehidupan itu sudah menjadi sebuah takdir, hal itu dapat mengurangi rasa sedih, takut dan kekhawatiran berlebihan, cara kita mengatasi kesukaran dalam hidup adalah dengan cara shalat dan selalu bersabar. Dapat membuat kita ikhlas menerima keadaan yang telah terjadi dalam kehidupan kita sehingga akan membuat hati terasa tenang, dan harus kita ketahui bahwa ada Dzat yang maha kuasa, yang maha mengendalikan segala sesuatu.
Allah SWT memiliki sifat Al-Alim, yang mana artinya adalah Maha Mengetahui. Allah maha mengetahui segala sesuatu yang terjadi. Allah yang Maha Mengetahui dan Maha Bijaksana yang dapat memberikan ketenangan jiwa kedalam hati orang-orang yang beriman. Jadi, semakin dekat seseorang sepada Allah SWT, dan selalu rajin beribadah, maka semakin tentram jiwanya dan selalu kuat menghadapi kekecewaan, kekhawatiran dan kesukaran-kesukaran dalam hidupnya.

Referensi :
Jalaludin, “Psikologi Agama” Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2010
Daradjat, Zakiah. 1995 “Kesehatan Mental”, Jakarta: Penerbit Gunung
Agung, 1995
Firdaus., “Spiritualitas Ibadah Sebagai Jalan Menuju Kesehatan Mental
Yang Hakiki”,. Dalam Jurnal Al-AdYan,. Vol. XI, no 1, 2016.
E-book, oleh Diana Vidya Fakhriyani., “Kesehatan Mental”, (DUTA MEDIA
PUBLISHING, Desember 2019).

Artikel Mahasiswa KKN-DR 2021 M. Ramadhan (1831710069),Misna (1831710113), Luthfi Fitriyah (1821609044), Maisyarah. M (1811101149), Wanasnee Maming (1811101354), Windri Agustina (1831811195), Khoridah Nurul Ain (1841912057)